Saat-saat pulang sekolah yang ku harapkan hilang sudah, padahal aku mau pulang sama Oppa Yesung dan Wookie, tapi hari ini aku sama sekali nggak ada ketemu Oppa Yesung, dan Wookie pulang duluan setelah pelajaran seni musik tadi berakhir dengan alasan nggak enak badan. Akhirnya aku pulang sama Yoo Hyun dan teman-temannya dengan kereta, saat di stasiun aku melihat Wookie sedang duduk di kursi tempat penumpang menunggu kereta tiba. “Yoo Hyun, aku ke sana ya. Aku mau menemui Wookie, kebetulan rumah kami berdekatan. Annyeong chingudeul !” Refleks aku melangkahkan kaki ke tempat Wookie berada. “Wookie ! Kenapa kau pulang sendirian ? Mana Oppa Yesung ?” Aku melihat sepertinya dia sudah kembali normal. “Sudahlah, jangan banyak tanya. Cepat masuk !” Ternyata kereta yang sedang kami tunggu sudah tiba dan dia sudah menungguku di pintu kereta, aku langsung menghampirinya. Selama perjalanan pulang, kami nggak ada ngobrol sedikitpun. Aku juga merasa nggak enak banyak tanya sama dia, mungkin lagi bad mood, aku takut dia marah atau nangis lagi.
“Ayo turun !” Saat kereta sudah sampai di stasiun Eunhwa, stasiun tempat kami turun, Wookie menarik tanganku sedikit kasar, aku nggak berani melepasnya. Baru kali ini aku nggak berani menatapnya, jarang-jarang dia seperti ini padaku, biasanya dia selalu memarahiku hanya karena alasan sepele dan seenaknya memanggilku babo. Aku nggak suka Wookie yang seperti ini, dia aneh ! Dia bukan Wookie yang ku kenal ! Sepanjang perjalanan menuju rumah kami, dia terus-terusan menarik tanganku, baru kali ini aku pulang sekolah jalan kaki berdua dengannya. Dulu aku selalu pulang bertiga sama Wookie dan Oppa Yesung, tapi di mana Oppa Yesung ? Padahal aku berharap bisa bertemu dengannya kalau aku ada di Seoul. “Wookie, itu rumahmu ! Kau kelewatan !” Teriakku padanya ketika menyadari dia melewati rumahnya dengan sengaja. “Sudahlah, kau diam saja !” Dia menjawab tanpa menoleh sediktpun padaku, dia terus menarik tanganku hingga akhirnya sampai di depan rumah Imo dan Ajeossi ku. “Gomawo Wookie” Kataku sambil menunduk, aku nggak berani melihatnya. “Cheonmaneyo Ji Sung” Hah ?! Dia memanggilku Ji Sung ?! Saat aku ingin bertanya, ternyata dia sudah menghilang dari pandanganku. Wookie, apa yang sebenarnya terjadi padamu ? Sulit ku mengerti isi pikiranmu itu.
“Ayo turun !” Saat kereta sudah sampai di stasiun Eunhwa, stasiun tempat kami turun, Wookie menarik tanganku sedikit kasar, aku nggak berani melepasnya. Baru kali ini aku nggak berani menatapnya, jarang-jarang dia seperti ini padaku, biasanya dia selalu memarahiku hanya karena alasan sepele dan seenaknya memanggilku babo. Aku nggak suka Wookie yang seperti ini, dia aneh ! Dia bukan Wookie yang ku kenal ! Sepanjang perjalanan menuju rumah kami, dia terus-terusan menarik tanganku, baru kali ini aku pulang sekolah jalan kaki berdua dengannya. Dulu aku selalu pulang bertiga sama Wookie dan Oppa Yesung, tapi di mana Oppa Yesung ? Padahal aku berharap bisa bertemu dengannya kalau aku ada di Seoul. “Wookie, itu rumahmu ! Kau kelewatan !” Teriakku padanya ketika menyadari dia melewati rumahnya dengan sengaja. “Sudahlah, kau diam saja !” Dia menjawab tanpa menoleh sediktpun padaku, dia terus menarik tanganku hingga akhirnya sampai di depan rumah Imo dan Ajeossi ku. “Gomawo Wookie” Kataku sambil menunduk, aku nggak berani melihatnya. “Cheonmaneyo Ji Sung” Hah ?! Dia memanggilku Ji Sung ?! Saat aku ingin bertanya, ternyata dia sudah menghilang dari pandanganku. Wookie, apa yang sebenarnya terjadi padamu ? Sulit ku mengerti isi pikiranmu itu.