Saat-saat pulang sekolah yang ku harapkan hilang sudah, padahal aku mau pulang sama Oppa Yesung dan Wookie, tapi hari ini aku sama sekali nggak ada ketemu Oppa Yesung, dan Wookie pulang duluan setelah pelajaran seni musik tadi berakhir dengan alasan nggak enak badan. Akhirnya aku pulang sama Yoo Hyun dan teman-temannya dengan kereta, saat di stasiun aku melihat Wookie sedang duduk di kursi tempat penumpang menunggu kereta tiba. “Yoo Hyun, aku ke sana ya. Aku mau menemui Wookie, kebetulan rumah kami berdekatan. Annyeong chingudeul !” Refleks aku melangkahkan kaki ke tempat Wookie berada. “Wookie ! Kenapa kau pulang sendirian ? Mana Oppa Yesung ?” Aku melihat sepertinya dia sudah kembali normal. “Sudahlah, jangan banyak tanya. Cepat masuk !” Ternyata kereta yang sedang kami tunggu sudah tiba dan dia sudah menungguku di pintu kereta, aku langsung menghampirinya. Selama perjalanan pulang, kami nggak ada ngobrol sedikitpun. Aku juga merasa nggak enak banyak tanya sama dia, mungkin lagi bad mood, aku takut dia marah atau nangis lagi.
“Ayo turun !” Saat kereta sudah sampai di stasiun Eunhwa, stasiun tempat kami turun, Wookie menarik tanganku sedikit kasar, aku nggak berani melepasnya. Baru kali ini aku nggak berani menatapnya, jarang-jarang dia seperti ini padaku, biasanya dia selalu memarahiku hanya karena alasan sepele dan seenaknya memanggilku babo. Aku nggak suka Wookie yang seperti ini, dia aneh ! Dia bukan Wookie yang ku kenal ! Sepanjang perjalanan menuju rumah kami, dia terus-terusan menarik tanganku, baru kali ini aku pulang sekolah jalan kaki berdua dengannya. Dulu aku selalu pulang bertiga sama Wookie dan Oppa Yesung, tapi di mana Oppa Yesung ? Padahal aku berharap bisa bertemu dengannya kalau aku ada di Seoul. “Wookie, itu rumahmu ! Kau kelewatan !” Teriakku padanya ketika menyadari dia melewati rumahnya dengan sengaja. “Sudahlah, kau diam saja !” Dia menjawab tanpa menoleh sediktpun padaku, dia terus menarik tanganku hingga akhirnya sampai di depan rumah Imo dan Ajeossi ku. “Gomawo Wookie” Kataku sambil menunduk, aku nggak berani melihatnya. “Cheonmaneyo Ji Sung” Hah ?! Dia memanggilku Ji Sung ?! Saat aku ingin bertanya, ternyata dia sudah menghilang dari pandanganku. Wookie, apa yang sebenarnya terjadi padamu ? Sulit ku mengerti isi pikiranmu itu.
Malamnya aku terus memikirkan kejadian hari ini. Wookie begitu aneh, menangis tiba-tiba dan sikapnya jadi dingin padaku. Mungkin aku juga salah, terlalu banyak tanya padanya, tapi apa cuma karena itu ? Kan wajar kalau aku banyak tanya soal Oppa Yesung, aku kan kangen sama dia, aku mau ketemu Oppa Yesung, kalau bisa aku mau mengungkapkan perasaanku ke dia, hehehe. Aku jadi teringat masa lalu, waktu aku main sama Oppa Yesung, Wookie sering ngambek. Entah karena dia merasa aku mengambil Hyungnya, atau ada alasan lain. Tapi saat aku bermain dengannya, Wookie sering membuatku kesal. Masa kecil yang sangat konyol bagiku, memperebutkan Oppa Yesung untuk di ajak main bareng. Mungkin karena aku anak tunggal, makanya aku begitu menyayangi Oppa Yesung, aku menganggapnya seperti Oppa ku sendiri, dia sering membelikan aku dan Wookie es krim, balon, permen dan lain-lain. Hadiah terakhir yang ku terima dari Oppa Yesung adalah sebuah surat dengan tulisan yang seperti cakar ayam, karena aku masih terlalu kecil, jadi aku belum begitu mengerti maksudnya. Yang ku tau hanya satu kata, “Noerago”.
“Ne, tapi aku bukan anak kelas X.A, aku anak kelas XII.A”
“Siapa ? Kau kakak kelasku ?”
“Ne, kau sekelas dengan Ryeowook kan ?”
“Ne, aku sekelas dengan Wookie, tapi kau siapa ? Aku benar-benar nggak tau !”
“Hahaha, kau nggak berubah. Masih memanggilnya Wookie”
“Apa maksudmu ? Aku nggak ngerti !”
“Hahaha, sabar Ji Sung. Ini aku, Yesung !”
Hah ?! Oppa Yesung ?! Apa ini mimpi ?! Dia dapat nomor handphone ku darimana ? Wookie ? Tapi aku kan nggak ada ngasih ke Wookie ? Huft, aku senang sekaligus bingung ! Biarlah, yang penting aku bisa sms-an sama Oppa Yesung !
“Hmmm, Oppa dapat nomorku darimana ?”
“Dari Hyo Ri, teman sekelasku”
“Siapa dia ? Kok bisa tau nomorku ?”
“Dia Onnienya Yoo Hyun, teman sekelasmu”
“Oooh. . .”
Entahlah aku nggak tau lagi mau membalas apa, aku merasa nggak enak saat Oppa menyebut nama Hyo Ri. Padahal aku sama sekali nggak mengenalnya, meskipun aku mengenal adiknya. Hari ini aku merasa sangat bingung, ada apa dengan Wookie ? Dan kenapa Oppa Yesung bisa dapat nomorku dari Onnienya Yoo Hyun ? Ah, aku merasa sangat pusing, akhirnya aku tertidur saat masih memikirkan semua itu.
“Neorago,Neorago,Nan nobunirago,Neorago. . .”
“Wookie !!!” Aku mengagetkannya saat dia sedang menulis sesuatu diam-diam di kamarnya. “Ah, Ji Sung babo !!! Kau melihatnya !!!” Dia terlihat begitu panik ketika aku melihat kertas yang ada di mejanya. “Huh, Wookie jelek ! Ya sudah, aku main sama Oppa Yesung aja !” Aku pun meninggalkan Wookie yang masih sibuk membereskan mejanya. “Ryeowook ?” Oppa Yesung masuk ke dalam kamar Wookie dan mengambil kertas yang tadi di sembunyikannya dari ku, “Apa ini ? Lagu ?”. “Hyung, ayo main di luar sama Ji Sung !” Tiba-tiba Wookie sudah berada di depan pintu kamarnya. “Ah, Ne. Aku segera ke sana !” Jawab Oppa Yesung sambil menirukan gaya pesawat terbang. “Oppa, Wookie aneh. Dia marah-marah terus padaku” Aku mengadukan perbuatan Wookie pada Oppa Yesung. “Hahaha, sudahlah kalian ini bertengkar terus. Ayo kita makan es krim saja ! Aku yang belikan” Jawabnya sambil mengusap kepalaku dan Wookie. “Oppa, aku mau rasa stoberi !” Pintaku pada Oppa, “Hyung, aku mau yang coklat ! Si babo itu nggak usah di beliin ! Weeek !” Wookie menjulurkan lidahnya padaku. “Nggak mau. Aku mau rasa vanilla aja. Biar adil, kalian ku beliin rasa vanilla juga !” Akhirnya kami bertiga makan es krim rasa vanilla. Tapi nggak apa-apa, lumayan di beliin Oppa Yesung, hehehe. Malamnya, Wookie mencari-cari kertas itu, tapi dia nggak menemukannya di kamarnya. “Hyung, kau melihat kertas yang ada di mejaku tadi nggak ?” Wajahnya terlihat sedikit sedih. “Mian Ryeowook, Hyung benar-benar nggak tau dimana kertas itu. Sudahlah, kau tidur dulu, besok kita pindah ke Seoul” Oppa Yesung terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
“Mianhae Ji Sung, kemarin aku nggak sempat cerita padamu kalau hari ini aku akan pindah ke Seoul” Wookie menangis di hadapanku untuk pertama kalinya. “Sudahlah Wookie, yang kemarin itu di lupain aja. Memang aku yang salah, tiba-tiba masuk ke kamarmu tanpa izin” Aku juga menangis karena aku nggak mau mereka pindah, meskipun Wookie itu menyebalkan, tapi dia sering mengajariku bermain piano dan menyanyi, dia pintar membuat lagu dan lagu itu dinyanyikan oleh Oppa Yesung, karena dia merasa suaranya jelek. “Ryeowook, Yesung, cepat masuk ke mobil !” Panggil Amma dan Appanya. “Ji Sung, ini ambillah” Oppa Yesung menyerahkan sebuah amplop padaku, itulah hadiah terakhir yang ku terima darinya. Malamnya aku nggak bisa berhenti menangis, aku nggak mau mereka pindah ! Aku mau mereka tetap di sini ! Tapi ku tau, itu semua percuma saja, menangis selama apapun itu nggak akan pernah membuat mereka kembali ke sini. Ah, surat dari Oppa Yesung ! Aku lupa membacanya ! Aku pun mengambil surat beramplop biru itu, warna kesukaan Wookie. Aku membaca surat itu, tapi aku kesulitan mengetahui apa isinya. Tulisannya berantakan sekali, apa benar ini tulisannya Oppa Yesung ? Dari surat itu aku cuma bisa membaca 1 kata, “Noerago”.
“Ji Suuuuuung !!! Kau mau tidur sampai jam berapa ? Nanti kau terlambat ke sekolah !” Teriak Amma di depan pintu kamar ku membuat ku terbangun dari tidur. Ah, ternyata itu cuma mimpi ! Kenapa aku bermimpi tentang masa lalu ku ? Sudahlah, mungkin aku terlalu memikirkan sikap aneh Wookie kemarin. “Braaak !!!” Tanpa sengaja aku menjatuhkan kotak yang ada di atas meja ku, “Aduh, jadi berantakan ! Aku buru-buru nih ! Nanti saja membereskannya” Aku menjadi panik setelah menjatuhkan kotak itu, habis aku sudah terburu-buru sekali. “Surat itu. . .” Aku langsung mengambil surat beramplop biru yang dulu di berikan Oppa Yesung padaku dan memasukkannya ke dalam tas ku. “Annyeong babo !” Hah ?! Wookie menunggu di depan rumah Imo dan Ajeossi ku ?! Ada apa ?!, “Wookie ? Sedang apa kau di sini ?” Aku masih setengah nggak percaya dengan pengelihatanku pagi ini. “Menunggumu babo ! Ayo berangkat ! Kau lama sekali !” Wookie kelihatannya kesal padaku, “Huh, siapa juga yang menyuruhmu menungguku ?!” Meskipun sedikit kesal, aku juga merasa senang, karena dia menungguku untuk berangkat bareng. Sepanjang perjalanan kami menuju stasiun, dia sama seperti kemarin, nggak bicara sedikitpun, sampai kami naik kereta dan tiba di sekolah, dia tetap nggak bicara padaku.
Jam pelajaran kedua adalah pelajaran IPA, tapi Seonsaengnya nggak ada, jadi aku memutuskan buat membaca surat yang dulu di berikan Oppa Yesung itu. Saat aku akan membaca isi surat itu, tiba-tiba Wookie mengambil surat itu dariku. “Wookie, kembalikan surat itu !” Bentak ku pada Wookie yang tiba-tiba mengambilnya dariku. “Sudahlah, kau juga nggak perlu surat ini” Kata Wookie sambil memasukkan surat itu ke dalam tasnya. Aku cuma bisa diam dengan sikapnya itu, kenapa dia mengambil surat itu ? Bukankah itu surat dari Oppa Yesung ? Ah, aku semakin bingung dengan sikapnya hari ini. “Yoo Hyun, apa kau kenal Onnie Hyo Ri ?” Aku mencoba mencari tau tentang Onnie Hyo Ri dari Yoo Hyun, “Ne, dia Onnie ku. Waeyo ?” Jawabnya dengan wajah yang sedikit gugup, “Apa dia sekelas dengan Oppa Yesung ?” Tanyaku lagi, “Ne, mereka sekelas” Yoo Hyun seperti menyembunyikan sesuatu dariku, “Apa kau yang memberikan nomor handphone ku pada Onnie Hyo Ri ?” Kriiiiiiiiiiiiiiiing. . .!!! Bel istirahat sudah berbunyi, aku belum sempat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan ku, tapi Yoo Hyun sudah keluar duluan. Aku bingung, kenapa Yoo Hyun terlihat gugup saat ku tanya soal Onnie Hyo Ri dan Oppa Yesung ? Hmmm, Wookie sudah keluar juga, aku harus mengambil surat itu dari tasnya ! Kebetulan dia nggak ada di kelas, jadi aku bisa mengambilnya tanpa harus ketahuan. Akhirnya aku berhasil mendapatkan surat itu lagi, aku langsung menyimpannya di saku baju ku. Saat aku berjalan menuju kantin, handphone ku berdering, ada sms masuk.
Sender : Oppa Yesung
“Annyeong Ji Sung, kau mau nggak ke kantin ? Aku mau ketemu kamu di sana. Ku tunggu di meja nomor 8 ya”
Hah ?! Oppa Yesung mau ketemu aku di kantin ? Wah, ada apa ya ??? Aku senang sekali dengan ajakan Oppa Yesung, mudah-mudahan aku di traktir makan siang, hehehe. Saking senangnya aku sampai hampir lupa membalas smsnya tadi.
“Ne Oppa. Aku segera ke sana :)”
Send
Sesampainya di kantin, aku langsung menuju meja nomor 8, untungnya Oppa duduk sendirian. “Annyeong Haeseyo Oppa ? Lama nggak ketemu” Sapa ku setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan Oppa Yesung.
“Aku baik-baik saja, mian Ji Sung kemarin aku nggak bisa menemui mu, aku masih banyak tugas. Wah Ji Sung, sekarang sudah besar ya. Masih suka berantem sama Wookie ? Kalian sekelas kan ?”
“Nggak apa-apa Oppa. Ne, kami sekelas. Hump, entahlah. Aku bingung dengan sikap Wookie akhir-akhir ini”
“Kenapa dengan Wookie ? Aku merasa dia memang agak lain dari kemarin. Mungkin itu karena kau”
“Hah ?! Karena aku ? Apa maksudnya ?”
“Ne Oppa”
Oppa berjalan agak menjauh dari tempat kami duduk, tapi aku tetap bisa mendengar percakapan Oppa dengan orang yang meneleponnya, kelihatannya mereka sedang membicarakan sebuah rencana, ternyata mereka janjian ketemu di taman hari Minggu ini, dan yang paling mengagetkan adalah kata-kata terakhir Oppa, “Saranghaeyo chagiya ???!!!” dengan nada yang sedikit terdengar manja.
“Dari siapa Oppa ?”
“Oh, teman sekelas Oppa”
“Onnie Hyo Ri ?”
“Ne. Kok bisa tau ?”
“Habis cuma dia teman sekelas Oppa yang ku tau”
“Hahaha, nanti mau ku kenalkan dengan teman ku yang lain ?”
“Ah, nggak usah. Gomawo”
“Cheonmaneyo Ji Sung”
“Besok Oppa ada acara nggak ?”
“Ne. Di taman Shappire Blue jam 10. Waeyo ?”
“Aku boleh ikut nggak ?”
“Boleh saja, ajak Wookie juga ya”
“Ne Oppa. Aku duluan ya !”
Aku merasa nggak enak setelah ketemu Oppa di kantin tadi. Entah karena apa, tapi aku merasa hatiku sedikit sakit. “Neorago, Neorago, Nan nobunirago, Neorago. . .” Ah, lagu itu lagi. Siapa yang ada di ruang musik saat jam istirahat begini ? Perlahan, ku buka pintu ruang musik. Dan ternyata yang berada di dalamnya adalah, “Wookie ?!” Refleks aku menyebut namanya sama seperti saat aku melihatnya kemarin. Wookie langsung berhenti menyanyi dan bermain piano setelah mendengar suara ku. “Kenapa kau ada di sini hah ?!” Sepertinya dia terlihat sedikit marah padaku, “Aku habis dari kantin sama Oppa Yesung, saat aku mau kembali ke kelas, aku mendengar ada nyanyian di sini, karena penasaran aku masuk saja dan ternyata kaulah orang yang menyanyikan lagu itu. Ngomong-ngomong, lagu itu kok liriknya sama seperti yang tertulis di surat ini ? Apa itu lagunya Oppa Yesung ?” Aku berusaha menjelaskannya sambil menunjukkan surat itu dengan tenang, aku takut Wookie marah padaku. “Babo !!! Itu lagu yang ku tulis 10 tahun yang lalu, sehari sebelum aku pindah ke Seoul !!! Aku menulis lagu ini untuk mu, saat kau mengagetkan ku di kamar. Tapi kau malah menganggap lagu itu dari Hyung !!! Kau memang nggak pernah menganggap ku Ji Sung. . .” Aku kaget mendengar pengakuan Wookie, aku bisa melihat kekecewaan di wajahnya. “Mian Wookie, aku benar-benar nggak tau kalau itu lagu yang kau tulis 10 tahun yang lalu. Aku pikir itu dari Oppa, karena dia yang memberikan surat itu pada ku” Aku berusaha menahan air mataku saat menjelaskan itu. “Sudahlah, dari dulu pun kau nggak pernah menganggap ku, kau hanya menyukai Hyung. Padahal, lagu-lagu yang dinyanyikan hyung itu adalah lagu buatanku semua. Aku merasa suaraku nggak cukup bagus untuk menyanyikannya, jadi aku meminta Hyung saja yang bernyanyi dan aku yang memainkan pianonya. Dan semua lagu itu ku buat hanya untuk mu !!!” Wookie sangat kecewa padaku, aku sadar, aku memang bodoh. Aku terlalu terpaku hanya pada Oppa, dan nggak pernah sedikitpun menyadari perasaan Wookie, aku terlalu sibuk mencari perhatian Oppa, hingga aku selalu menyakiti perasaannya. “Wookie, jeongmal mianhae. Aku menyesal, aku memang bodoh. Aku selalu terpaku pada Oppa, bahkan aku sampai nggak sadar kalau surat itu adalah lagu yang dulu kau tulis untukku. Wookie, besok Oppa mengajak kita ke taman Shappire Blue jam 10. Ku harap kau mau datang” Hanya itu yang bisa ku ucapkan padanya, perlahan aku melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu. “Ne” Jawab Wookie yang terdengar samar-samar di telingaku. (To Be Continue)
“Ayo turun !” Saat kereta sudah sampai di stasiun Eunhwa, stasiun tempat kami turun, Wookie menarik tanganku sedikit kasar, aku nggak berani melepasnya. Baru kali ini aku nggak berani menatapnya, jarang-jarang dia seperti ini padaku, biasanya dia selalu memarahiku hanya karena alasan sepele dan seenaknya memanggilku babo. Aku nggak suka Wookie yang seperti ini, dia aneh ! Dia bukan Wookie yang ku kenal ! Sepanjang perjalanan menuju rumah kami, dia terus-terusan menarik tanganku, baru kali ini aku pulang sekolah jalan kaki berdua dengannya. Dulu aku selalu pulang bertiga sama Wookie dan Oppa Yesung, tapi di mana Oppa Yesung ? Padahal aku berharap bisa bertemu dengannya kalau aku ada di Seoul. “Wookie, itu rumahmu ! Kau kelewatan !” Teriakku padanya ketika menyadari dia melewati rumahnya dengan sengaja. “Sudahlah, kau diam saja !” Dia menjawab tanpa menoleh sediktpun padaku, dia terus menarik tanganku hingga akhirnya sampai di depan rumah Imo dan Ajeossi ku. “Gomawo Wookie” Kataku sambil menunduk, aku nggak berani melihatnya. “Cheonmaneyo Ji Sung” Hah ?! Dia memanggilku Ji Sung ?! Saat aku ingin bertanya, ternyata dia sudah menghilang dari pandanganku. Wookie, apa yang sebenarnya terjadi padamu ? Sulit ku mengerti isi pikiranmu itu.
Malamnya aku terus memikirkan kejadian hari ini. Wookie begitu aneh, menangis tiba-tiba dan sikapnya jadi dingin padaku. Mungkin aku juga salah, terlalu banyak tanya padanya, tapi apa cuma karena itu ? Kan wajar kalau aku banyak tanya soal Oppa Yesung, aku kan kangen sama dia, aku mau ketemu Oppa Yesung, kalau bisa aku mau mengungkapkan perasaanku ke dia, hehehe. Aku jadi teringat masa lalu, waktu aku main sama Oppa Yesung, Wookie sering ngambek. Entah karena dia merasa aku mengambil Hyungnya, atau ada alasan lain. Tapi saat aku bermain dengannya, Wookie sering membuatku kesal. Masa kecil yang sangat konyol bagiku, memperebutkan Oppa Yesung untuk di ajak main bareng. Mungkin karena aku anak tunggal, makanya aku begitu menyayangi Oppa Yesung, aku menganggapnya seperti Oppa ku sendiri, dia sering membelikan aku dan Wookie es krim, balon, permen dan lain-lain. Hadiah terakhir yang ku terima dari Oppa Yesung adalah sebuah surat dengan tulisan yang seperti cakar ayam, karena aku masih terlalu kecil, jadi aku belum begitu mengerti maksudnya. Yang ku tau hanya satu kata, “Noerago”.
“Geudaega geudaega nan geudaega "Saranghae saranghae neol saranghae"rago marhal ddae nareul midge dwae
Geudaega geudaega nan geudaega nae yeope nae yeope dagawa naege gidael ddae himeul eodge dwae”
Handphone ku berbunyi, siapa yang sms malam-malam begini ? Yoo Hyun ? Tapi sms ini dari nomor yang nggak ada di kontak ku, langsung saja ku buka sms itu. “Annyeong Ji Sung, masih ingat aku ?” Hanya itu isi pesan dari nomor yang nggak ku kenal tadi. “Ini siapa ? Anak kelas X.A di Haneul High School ?” Balasku ke nomor yang nggak di kenal itu. Handphone ku berbunyi lagi,Geudaega geudaega nan geudaega nae yeope nae yeope dagawa naege gidael ddae himeul eodge dwae”
“Ne, tapi aku bukan anak kelas X.A, aku anak kelas XII.A”
“Siapa ? Kau kakak kelasku ?”
“Ne, kau sekelas dengan Ryeowook kan ?”
“Ne, aku sekelas dengan Wookie, tapi kau siapa ? Aku benar-benar nggak tau !”
“Hahaha, kau nggak berubah. Masih memanggilnya Wookie”
“Apa maksudmu ? Aku nggak ngerti !”
“Hahaha, sabar Ji Sung. Ini aku, Yesung !”
Hah ?! Oppa Yesung ?! Apa ini mimpi ?! Dia dapat nomor handphone ku darimana ? Wookie ? Tapi aku kan nggak ada ngasih ke Wookie ? Huft, aku senang sekaligus bingung ! Biarlah, yang penting aku bisa sms-an sama Oppa Yesung !
“Hmmm, Oppa dapat nomorku darimana ?”
“Dari Hyo Ri, teman sekelasku”
“Siapa dia ? Kok bisa tau nomorku ?”
“Dia Onnienya Yoo Hyun, teman sekelasmu”
“Oooh. . .”
Entahlah aku nggak tau lagi mau membalas apa, aku merasa nggak enak saat Oppa menyebut nama Hyo Ri. Padahal aku sama sekali nggak mengenalnya, meskipun aku mengenal adiknya. Hari ini aku merasa sangat bingung, ada apa dengan Wookie ? Dan kenapa Oppa Yesung bisa dapat nomorku dari Onnienya Yoo Hyun ? Ah, aku merasa sangat pusing, akhirnya aku tertidur saat masih memikirkan semua itu.
“Neorago,Neorago,Nan nobunirago,Neorago. . .”
“Wookie !!!” Aku mengagetkannya saat dia sedang menulis sesuatu diam-diam di kamarnya. “Ah, Ji Sung babo !!! Kau melihatnya !!!” Dia terlihat begitu panik ketika aku melihat kertas yang ada di mejanya. “Huh, Wookie jelek ! Ya sudah, aku main sama Oppa Yesung aja !” Aku pun meninggalkan Wookie yang masih sibuk membereskan mejanya. “Ryeowook ?” Oppa Yesung masuk ke dalam kamar Wookie dan mengambil kertas yang tadi di sembunyikannya dari ku, “Apa ini ? Lagu ?”. “Hyung, ayo main di luar sama Ji Sung !” Tiba-tiba Wookie sudah berada di depan pintu kamarnya. “Ah, Ne. Aku segera ke sana !” Jawab Oppa Yesung sambil menirukan gaya pesawat terbang. “Oppa, Wookie aneh. Dia marah-marah terus padaku” Aku mengadukan perbuatan Wookie pada Oppa Yesung. “Hahaha, sudahlah kalian ini bertengkar terus. Ayo kita makan es krim saja ! Aku yang belikan” Jawabnya sambil mengusap kepalaku dan Wookie. “Oppa, aku mau rasa stoberi !” Pintaku pada Oppa, “Hyung, aku mau yang coklat ! Si babo itu nggak usah di beliin ! Weeek !” Wookie menjulurkan lidahnya padaku. “Nggak mau. Aku mau rasa vanilla aja. Biar adil, kalian ku beliin rasa vanilla juga !” Akhirnya kami bertiga makan es krim rasa vanilla. Tapi nggak apa-apa, lumayan di beliin Oppa Yesung, hehehe. Malamnya, Wookie mencari-cari kertas itu, tapi dia nggak menemukannya di kamarnya. “Hyung, kau melihat kertas yang ada di mejaku tadi nggak ?” Wajahnya terlihat sedikit sedih. “Mian Ryeowook, Hyung benar-benar nggak tau dimana kertas itu. Sudahlah, kau tidur dulu, besok kita pindah ke Seoul” Oppa Yesung terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
“Mianhae Ji Sung, kemarin aku nggak sempat cerita padamu kalau hari ini aku akan pindah ke Seoul” Wookie menangis di hadapanku untuk pertama kalinya. “Sudahlah Wookie, yang kemarin itu di lupain aja. Memang aku yang salah, tiba-tiba masuk ke kamarmu tanpa izin” Aku juga menangis karena aku nggak mau mereka pindah, meskipun Wookie itu menyebalkan, tapi dia sering mengajariku bermain piano dan menyanyi, dia pintar membuat lagu dan lagu itu dinyanyikan oleh Oppa Yesung, karena dia merasa suaranya jelek. “Ryeowook, Yesung, cepat masuk ke mobil !” Panggil Amma dan Appanya. “Ji Sung, ini ambillah” Oppa Yesung menyerahkan sebuah amplop padaku, itulah hadiah terakhir yang ku terima darinya. Malamnya aku nggak bisa berhenti menangis, aku nggak mau mereka pindah ! Aku mau mereka tetap di sini ! Tapi ku tau, itu semua percuma saja, menangis selama apapun itu nggak akan pernah membuat mereka kembali ke sini. Ah, surat dari Oppa Yesung ! Aku lupa membacanya ! Aku pun mengambil surat beramplop biru itu, warna kesukaan Wookie. Aku membaca surat itu, tapi aku kesulitan mengetahui apa isinya. Tulisannya berantakan sekali, apa benar ini tulisannya Oppa Yesung ? Dari surat itu aku cuma bisa membaca 1 kata, “Noerago”.
“Ji Suuuuuung !!! Kau mau tidur sampai jam berapa ? Nanti kau terlambat ke sekolah !” Teriak Amma di depan pintu kamar ku membuat ku terbangun dari tidur. Ah, ternyata itu cuma mimpi ! Kenapa aku bermimpi tentang masa lalu ku ? Sudahlah, mungkin aku terlalu memikirkan sikap aneh Wookie kemarin. “Braaak !!!” Tanpa sengaja aku menjatuhkan kotak yang ada di atas meja ku, “Aduh, jadi berantakan ! Aku buru-buru nih ! Nanti saja membereskannya” Aku menjadi panik setelah menjatuhkan kotak itu, habis aku sudah terburu-buru sekali. “Surat itu. . .” Aku langsung mengambil surat beramplop biru yang dulu di berikan Oppa Yesung padaku dan memasukkannya ke dalam tas ku. “Annyeong babo !” Hah ?! Wookie menunggu di depan rumah Imo dan Ajeossi ku ?! Ada apa ?!, “Wookie ? Sedang apa kau di sini ?” Aku masih setengah nggak percaya dengan pengelihatanku pagi ini. “Menunggumu babo ! Ayo berangkat ! Kau lama sekali !” Wookie kelihatannya kesal padaku, “Huh, siapa juga yang menyuruhmu menungguku ?!” Meskipun sedikit kesal, aku juga merasa senang, karena dia menungguku untuk berangkat bareng. Sepanjang perjalanan kami menuju stasiun, dia sama seperti kemarin, nggak bicara sedikitpun, sampai kami naik kereta dan tiba di sekolah, dia tetap nggak bicara padaku.
Jam pelajaran kedua adalah pelajaran IPA, tapi Seonsaengnya nggak ada, jadi aku memutuskan buat membaca surat yang dulu di berikan Oppa Yesung itu. Saat aku akan membaca isi surat itu, tiba-tiba Wookie mengambil surat itu dariku. “Wookie, kembalikan surat itu !” Bentak ku pada Wookie yang tiba-tiba mengambilnya dariku. “Sudahlah, kau juga nggak perlu surat ini” Kata Wookie sambil memasukkan surat itu ke dalam tasnya. Aku cuma bisa diam dengan sikapnya itu, kenapa dia mengambil surat itu ? Bukankah itu surat dari Oppa Yesung ? Ah, aku semakin bingung dengan sikapnya hari ini. “Yoo Hyun, apa kau kenal Onnie Hyo Ri ?” Aku mencoba mencari tau tentang Onnie Hyo Ri dari Yoo Hyun, “Ne, dia Onnie ku. Waeyo ?” Jawabnya dengan wajah yang sedikit gugup, “Apa dia sekelas dengan Oppa Yesung ?” Tanyaku lagi, “Ne, mereka sekelas” Yoo Hyun seperti menyembunyikan sesuatu dariku, “Apa kau yang memberikan nomor handphone ku pada Onnie Hyo Ri ?” Kriiiiiiiiiiiiiiiing. . .!!! Bel istirahat sudah berbunyi, aku belum sempat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan ku, tapi Yoo Hyun sudah keluar duluan. Aku bingung, kenapa Yoo Hyun terlihat gugup saat ku tanya soal Onnie Hyo Ri dan Oppa Yesung ? Hmmm, Wookie sudah keluar juga, aku harus mengambil surat itu dari tasnya ! Kebetulan dia nggak ada di kelas, jadi aku bisa mengambilnya tanpa harus ketahuan. Akhirnya aku berhasil mendapatkan surat itu lagi, aku langsung menyimpannya di saku baju ku. Saat aku berjalan menuju kantin, handphone ku berdering, ada sms masuk.
Sender : Oppa Yesung
“Annyeong Ji Sung, kau mau nggak ke kantin ? Aku mau ketemu kamu di sana. Ku tunggu di meja nomor 8 ya”
Hah ?! Oppa Yesung mau ketemu aku di kantin ? Wah, ada apa ya ??? Aku senang sekali dengan ajakan Oppa Yesung, mudah-mudahan aku di traktir makan siang, hehehe. Saking senangnya aku sampai hampir lupa membalas smsnya tadi.
“Ne Oppa. Aku segera ke sana :)”
Send
Sesampainya di kantin, aku langsung menuju meja nomor 8, untungnya Oppa duduk sendirian. “Annyeong Haeseyo Oppa ? Lama nggak ketemu” Sapa ku setelah duduk di kursi yang berhadapan dengan Oppa Yesung.
“Aku baik-baik saja, mian Ji Sung kemarin aku nggak bisa menemui mu, aku masih banyak tugas. Wah Ji Sung, sekarang sudah besar ya. Masih suka berantem sama Wookie ? Kalian sekelas kan ?”
“Nggak apa-apa Oppa. Ne, kami sekelas. Hump, entahlah. Aku bingung dengan sikap Wookie akhir-akhir ini”
“Kenapa dengan Wookie ? Aku merasa dia memang agak lain dari kemarin. Mungkin itu karena kau”
“Hah ?! Karena aku ? Apa maksudnya ?”
Cuz I can't stop thinking about you girl, Nowa hamke igo shipo
No I can't stop thinking about u girl, Nar yogi dugo gaboriji ma
Cuz I can't stop thinking about u girl, Nor nekoro mandurkoya
No I can't stop thinking about u girl, Nae uri ane gadugo shipo
“Sebentar ya Ji Sung, ada telepon”No I can't stop thinking about u girl, Nar yogi dugo gaboriji ma
Cuz I can't stop thinking about u girl, Nor nekoro mandurkoya
No I can't stop thinking about u girl, Nae uri ane gadugo shipo
“Ne Oppa”
Oppa berjalan agak menjauh dari tempat kami duduk, tapi aku tetap bisa mendengar percakapan Oppa dengan orang yang meneleponnya, kelihatannya mereka sedang membicarakan sebuah rencana, ternyata mereka janjian ketemu di taman hari Minggu ini, dan yang paling mengagetkan adalah kata-kata terakhir Oppa, “Saranghaeyo chagiya ???!!!” dengan nada yang sedikit terdengar manja.
“Dari siapa Oppa ?”
“Oh, teman sekelas Oppa”
“Onnie Hyo Ri ?”
“Ne. Kok bisa tau ?”
“Habis cuma dia teman sekelas Oppa yang ku tau”
“Hahaha, nanti mau ku kenalkan dengan teman ku yang lain ?”
“Ah, nggak usah. Gomawo”
“Cheonmaneyo Ji Sung”
“Besok Oppa ada acara nggak ?”
“Ne. Di taman Shappire Blue jam 10. Waeyo ?”
“Aku boleh ikut nggak ?”
“Boleh saja, ajak Wookie juga ya”
“Ne Oppa. Aku duluan ya !”
Aku merasa nggak enak setelah ketemu Oppa di kantin tadi. Entah karena apa, tapi aku merasa hatiku sedikit sakit. “Neorago, Neorago, Nan nobunirago, Neorago. . .” Ah, lagu itu lagi. Siapa yang ada di ruang musik saat jam istirahat begini ? Perlahan, ku buka pintu ruang musik. Dan ternyata yang berada di dalamnya adalah, “Wookie ?!” Refleks aku menyebut namanya sama seperti saat aku melihatnya kemarin. Wookie langsung berhenti menyanyi dan bermain piano setelah mendengar suara ku. “Kenapa kau ada di sini hah ?!” Sepertinya dia terlihat sedikit marah padaku, “Aku habis dari kantin sama Oppa Yesung, saat aku mau kembali ke kelas, aku mendengar ada nyanyian di sini, karena penasaran aku masuk saja dan ternyata kaulah orang yang menyanyikan lagu itu. Ngomong-ngomong, lagu itu kok liriknya sama seperti yang tertulis di surat ini ? Apa itu lagunya Oppa Yesung ?” Aku berusaha menjelaskannya sambil menunjukkan surat itu dengan tenang, aku takut Wookie marah padaku. “Babo !!! Itu lagu yang ku tulis 10 tahun yang lalu, sehari sebelum aku pindah ke Seoul !!! Aku menulis lagu ini untuk mu, saat kau mengagetkan ku di kamar. Tapi kau malah menganggap lagu itu dari Hyung !!! Kau memang nggak pernah menganggap ku Ji Sung. . .” Aku kaget mendengar pengakuan Wookie, aku bisa melihat kekecewaan di wajahnya. “Mian Wookie, aku benar-benar nggak tau kalau itu lagu yang kau tulis 10 tahun yang lalu. Aku pikir itu dari Oppa, karena dia yang memberikan surat itu pada ku” Aku berusaha menahan air mataku saat menjelaskan itu. “Sudahlah, dari dulu pun kau nggak pernah menganggap ku, kau hanya menyukai Hyung. Padahal, lagu-lagu yang dinyanyikan hyung itu adalah lagu buatanku semua. Aku merasa suaraku nggak cukup bagus untuk menyanyikannya, jadi aku meminta Hyung saja yang bernyanyi dan aku yang memainkan pianonya. Dan semua lagu itu ku buat hanya untuk mu !!!” Wookie sangat kecewa padaku, aku sadar, aku memang bodoh. Aku terlalu terpaku hanya pada Oppa, dan nggak pernah sedikitpun menyadari perasaan Wookie, aku terlalu sibuk mencari perhatian Oppa, hingga aku selalu menyakiti perasaannya. “Wookie, jeongmal mianhae. Aku menyesal, aku memang bodoh. Aku selalu terpaku pada Oppa, bahkan aku sampai nggak sadar kalau surat itu adalah lagu yang dulu kau tulis untukku. Wookie, besok Oppa mengajak kita ke taman Shappire Blue jam 10. Ku harap kau mau datang” Hanya itu yang bisa ku ucapkan padanya, perlahan aku melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu. “Ne” Jawab Wookie yang terdengar samar-samar di telingaku. (To Be Continue)
Natsu mii, mau tanya, bwt blog kya gni tu gmn?? ajarin aq dunk... blz ke fb q..
ReplyDeleteVinda Avatard Villa...
Qw cm ngikutin cara dr sini : http://ngeblog-youk.blogspot.com/2009/03/cara-membuat-background-blog-bergaya.html
ReplyDelete