“Anak-anak, perkenalkan ini ada murid baru dari Incheon. Baik-baik dengannya ya !”, “Ne, Seonsaeng !” Jawab murid-murid X.A serentak. “Perkenalkan, namaku Kim Ji Sung, murid pindahan dari Geomjeong High School. Aku pindah kemari karena Amma dan Appa ku bekerja ke Indonesia, jadi aku tinggal di Seoul bersama Imo dan Ajeossi ku”.
“Ne, Ji Sung, silahkan duduk di sebelah Yoo Hyun” Seonsaeng menyuruhku duduk di sebelah Yoo Hyun. “Ne, Seonsaeng” Jawabku singkat sambil menuju tempat duduk yang ditunjuk oleh Seonsaeng. “Annyeong chingu, Ji Sung imnida” Aku memperkenalkan diri pada teman sebangku ku, “Annyeonghaeseyo neomu, Yoo Hyun imnida” Jawabnya sambil tersenyum padaku.
“Hagsaeng, sekarang buka buku pelajaran bahasa Inggris kalian di halaman 68 !” Perintah Seonsaeng pada kami. “Aduh, aku lupa bawa buku paketnya ! Ji Sung, apa kau punya bukunya ?” Yoo Hyun terlihat sangat panik. “Anio, aku belum punya. Mianhae” Jawabku padanya. “Ini, pakai saja punyaku” Tiba-tiba seorang cowok menyerahkan buku bahasa Inggrisnya padaku. “Gomawo. WOOKIE ???!!!” Aku meneriakkan namanya tanpa sadar, karena aku sangat nggak menyangka kalau cowok itu adalah Wookie. “Sst Ji Sung, nanti saja teriaknya ! Seonsaeng sudah nyiapin penghapus mautnya !” Bisik Yoo Hyun padaku. Saat pelajaran bahasa Inggris berlangsung selama 2 jam, aku sama sekali nggak bisa konsentrasi. Aku terus memandangi Wookie, kenapa dia ada di sini ? Apa Oppa Yesung juga ada di sekolah ini ? Aku benar-benar nggak menyangka kalau ternyata kami satu sekolah. Berbagai macam pertanyaan terus terngiang di kepala ku sampai pelajaran bahasa Inggris berakhir.
Kriiiiiiiiiiiiiing. . .!!! Bel istirahat pun berbunyi, aku merasa sedikit lega karena aku bisa membiarkan pertanyaan-pertanyaan ku tadi terus terngiang tanpa harus mengganggu konsentrasiku, kemudian Yoo Hyun mengajak ku untuk makan siang di kantin. “Ji Sung, kenapa tadi kau kaget sekali saat melihat Ryeowook ? Aku tau, dia memang keren, tapi kupikir ekspresimu terlalu berlebihan” Yoo Hyun bertanya padaku. “Hmmm, bukan masalah keren nggaknya. Tapi aku bingung, kenapa ada Wookie di sini ? Dan apa Oppa Yesung juga ada di sini ?” Aku bertanya pada Yoo Hyun tanpa menjawab pertanyaannya. “Hah, kenapa kau bisa tau kalau Oppa Yesung juga ada di sini ?! Apa kau punya hubungan dengan mereka berdua ?!” Yoo Hyun terlihat sedikit kaget karena pertanyaan ku tadi. “Mereka berdua itu teman masa kecil ku di Incheon dulu” Jawabku singkat pada Yoo Hyun, aku nggak mau terlalu banyak bercerita.
“Ji Sung, sini !” Aku menoleh pada suara yang memanggilku, dan ternyata itu WOOKIE ???!!!. “Ne, tunggu sebentar ! Heoga Yoo Hyun, aku ke tempat Wookie sebentar” Dan aku langsung menuju meja tempat Wookie duduk dengan terburu-buru, ku lihat Yoo Hyun berkumpul dengan teman-temannya yang lain. “Waeyo Wookie ?” Tanyaku pada Wookie yang tadi memanggilku, untunglah dia duduk sendirian. “Babo !!! Kenapa tadi kau meneriakkan namaku ?! Aku jadi di tanya teman-temanku tau ?! Kau siapa ku ?! Kenapa kau bisa kenal aku ?! Dan masih banyak pertanyaan yang lainnya, itu semua gara-gara kamu !” Hah, Wookie memanggilku ke sini hanya untuk memarahi dan menyebutku “BABO” ?! Dia benar-benar tidak berubah dari 10 tahun yang lalu, selalu memarahiku hanya karena masalah sepele, berbeda dengan Oppa Yesung yang baik pada ku. “Hey Ji Sung, apa yang sedang kau pikirkan hah ?! Yesung hyung ?” Tanyanya dengan ekspresi yang masih kesal padaku. “Anio, aku hanya mengingat masa lalu kita dulu. Kau nggak berubah, tetap pemarah, dan itu hanya berlaku padaku !!!” Jawabku dengan nada sedikit kesal. “Huft, kau pun nggak berubah, tetap ceroboh dan bodoh. Karena itu aku memarahimu” Apa ?! Dia bilang aku ceroboh dan bodoh ?! Hanya karena alasan itu dia seenaknya memarahiku ?!, “Yah, baiklah, terserahmu saja. Gomawo sudah memanggilku ke sini. Kau sudah mengurangi waktu makan siang ku !” Aku meninggalkan Wookie dan kembali ke meja tempat ku bersama Yoo Hyun tadi.
“Ji Sung, perkenalkan ini teman-temanku, Park Yong Hwa, Han Soo Mi, dan Shin Hye Sun” Yoo Hyun memperkenalkan teman-temannya padaku. “Annyeong chingudeul, Ji Sung imnida” Aku pun memperkenalkan diri pada mereka. “Hmmm, Ji Sung, apakah kau kenal Ryeowook ?” Soo Mi bertanya padaku. “Ne, waeyo ?” Tanyaku balik padanya.
“Kau siapanya ? Kenapa tadi kau terlihat begitu kaget saat melihatnya ?”
“Aku hanya teman masa kecilnya saja. Apa kau suka dia ? Atau kau yeoja-chingunya Wookie ?”
“Hah ?! Itu nggak mungkin, aku cuma mengakui kalau dia itu memang keren dan cool, tapi aku sama sekali nggak berani berharap menjadi yeoja-chingunya Ryeowook, karena dia nggak mau membuka hatinya buat cewek manapun. Ngomong-ngomong, kenapa kau memanggilnya Wookie ?”
“Hahaha, dia sama sekali nggak keren dan cool bagiku. Dia bagai kakek tua pemarah, berbeda sekali dengan Hyungnya, Yesung. Oh, ku pikir Wookie sudah punya banyak yeoja-chingu di sini, ternyata dia masih tetap seperti dulu, bersikap dingin pada cewek-cewek yang menembaknya. Hmmm, nggak apa-apa sih. Aku cuma merasa kalau nama Ryeowook itu terlalu bagus untuknya, makanya aku memanggilnya Wookie. Dari dulu aku memanggilnya begitu dan dia sering memanggilku babo, karena aku sering berbuat bodoh padanya”
“Kau juga kenal Oppa Yesung ? Dia kan kakak kelas kita. Waktu dia baru masuk ke sini, dia langsung ngetop. Banyak cewek-cewek yang menembaknya, tapi kalau menembaknya sekarang sudah nggak ada harapan lagi”
“Hah, waeyo ?! Apa maksudmu dengan sudah nggak ada harapan lagi ?!”
Kriiiiiiiiiiiiiiiing. . .!!! Bel tanda masuk sudah berbunyi, saatnya meninggalkan kantin dan menuju ruang musik, karena setelah istirahat ada pelajaran seni musik. Tapi aku masih penasaran dengan ucapan Soo Mi tadi.
“Ne, Ji Sung, silahkan duduk di sebelah Yoo Hyun” Seonsaeng menyuruhku duduk di sebelah Yoo Hyun. “Ne, Seonsaeng” Jawabku singkat sambil menuju tempat duduk yang ditunjuk oleh Seonsaeng. “Annyeong chingu, Ji Sung imnida” Aku memperkenalkan diri pada teman sebangku ku, “Annyeonghaeseyo neomu, Yoo Hyun imnida” Jawabnya sambil tersenyum padaku.
“Hagsaeng, sekarang buka buku pelajaran bahasa Inggris kalian di halaman 68 !” Perintah Seonsaeng pada kami. “Aduh, aku lupa bawa buku paketnya ! Ji Sung, apa kau punya bukunya ?” Yoo Hyun terlihat sangat panik. “Anio, aku belum punya. Mianhae” Jawabku padanya. “Ini, pakai saja punyaku” Tiba-tiba seorang cowok menyerahkan buku bahasa Inggrisnya padaku. “Gomawo. WOOKIE ???!!!” Aku meneriakkan namanya tanpa sadar, karena aku sangat nggak menyangka kalau cowok itu adalah Wookie. “Sst Ji Sung, nanti saja teriaknya ! Seonsaeng sudah nyiapin penghapus mautnya !” Bisik Yoo Hyun padaku. Saat pelajaran bahasa Inggris berlangsung selama 2 jam, aku sama sekali nggak bisa konsentrasi. Aku terus memandangi Wookie, kenapa dia ada di sini ? Apa Oppa Yesung juga ada di sekolah ini ? Aku benar-benar nggak menyangka kalau ternyata kami satu sekolah. Berbagai macam pertanyaan terus terngiang di kepala ku sampai pelajaran bahasa Inggris berakhir.
Kriiiiiiiiiiiiiing. . .!!! Bel istirahat pun berbunyi, aku merasa sedikit lega karena aku bisa membiarkan pertanyaan-pertanyaan ku tadi terus terngiang tanpa harus mengganggu konsentrasiku, kemudian Yoo Hyun mengajak ku untuk makan siang di kantin. “Ji Sung, kenapa tadi kau kaget sekali saat melihat Ryeowook ? Aku tau, dia memang keren, tapi kupikir ekspresimu terlalu berlebihan” Yoo Hyun bertanya padaku. “Hmmm, bukan masalah keren nggaknya. Tapi aku bingung, kenapa ada Wookie di sini ? Dan apa Oppa Yesung juga ada di sini ?” Aku bertanya pada Yoo Hyun tanpa menjawab pertanyaannya. “Hah, kenapa kau bisa tau kalau Oppa Yesung juga ada di sini ?! Apa kau punya hubungan dengan mereka berdua ?!” Yoo Hyun terlihat sedikit kaget karena pertanyaan ku tadi. “Mereka berdua itu teman masa kecil ku di Incheon dulu” Jawabku singkat pada Yoo Hyun, aku nggak mau terlalu banyak bercerita.
“Ji Sung, sini !” Aku menoleh pada suara yang memanggilku, dan ternyata itu WOOKIE ???!!!. “Ne, tunggu sebentar ! Heoga Yoo Hyun, aku ke tempat Wookie sebentar” Dan aku langsung menuju meja tempat Wookie duduk dengan terburu-buru, ku lihat Yoo Hyun berkumpul dengan teman-temannya yang lain. “Waeyo Wookie ?” Tanyaku pada Wookie yang tadi memanggilku, untunglah dia duduk sendirian. “Babo !!! Kenapa tadi kau meneriakkan namaku ?! Aku jadi di tanya teman-temanku tau ?! Kau siapa ku ?! Kenapa kau bisa kenal aku ?! Dan masih banyak pertanyaan yang lainnya, itu semua gara-gara kamu !” Hah, Wookie memanggilku ke sini hanya untuk memarahi dan menyebutku “BABO” ?! Dia benar-benar tidak berubah dari 10 tahun yang lalu, selalu memarahiku hanya karena masalah sepele, berbeda dengan Oppa Yesung yang baik pada ku. “Hey Ji Sung, apa yang sedang kau pikirkan hah ?! Yesung hyung ?” Tanyanya dengan ekspresi yang masih kesal padaku. “Anio, aku hanya mengingat masa lalu kita dulu. Kau nggak berubah, tetap pemarah, dan itu hanya berlaku padaku !!!” Jawabku dengan nada sedikit kesal. “Huft, kau pun nggak berubah, tetap ceroboh dan bodoh. Karena itu aku memarahimu” Apa ?! Dia bilang aku ceroboh dan bodoh ?! Hanya karena alasan itu dia seenaknya memarahiku ?!, “Yah, baiklah, terserahmu saja. Gomawo sudah memanggilku ke sini. Kau sudah mengurangi waktu makan siang ku !” Aku meninggalkan Wookie dan kembali ke meja tempat ku bersama Yoo Hyun tadi.
“Ji Sung, perkenalkan ini teman-temanku, Park Yong Hwa, Han Soo Mi, dan Shin Hye Sun” Yoo Hyun memperkenalkan teman-temannya padaku. “Annyeong chingudeul, Ji Sung imnida” Aku pun memperkenalkan diri pada mereka. “Hmmm, Ji Sung, apakah kau kenal Ryeowook ?” Soo Mi bertanya padaku. “Ne, waeyo ?” Tanyaku balik padanya.
“Kau siapanya ? Kenapa tadi kau terlihat begitu kaget saat melihatnya ?”
“Aku hanya teman masa kecilnya saja. Apa kau suka dia ? Atau kau yeoja-chingunya Wookie ?”
“Hah ?! Itu nggak mungkin, aku cuma mengakui kalau dia itu memang keren dan cool, tapi aku sama sekali nggak berani berharap menjadi yeoja-chingunya Ryeowook, karena dia nggak mau membuka hatinya buat cewek manapun. Ngomong-ngomong, kenapa kau memanggilnya Wookie ?”
“Hahaha, dia sama sekali nggak keren dan cool bagiku. Dia bagai kakek tua pemarah, berbeda sekali dengan Hyungnya, Yesung. Oh, ku pikir Wookie sudah punya banyak yeoja-chingu di sini, ternyata dia masih tetap seperti dulu, bersikap dingin pada cewek-cewek yang menembaknya. Hmmm, nggak apa-apa sih. Aku cuma merasa kalau nama Ryeowook itu terlalu bagus untuknya, makanya aku memanggilnya Wookie. Dari dulu aku memanggilnya begitu dan dia sering memanggilku babo, karena aku sering berbuat bodoh padanya”
“Kau juga kenal Oppa Yesung ? Dia kan kakak kelas kita. Waktu dia baru masuk ke sini, dia langsung ngetop. Banyak cewek-cewek yang menembaknya, tapi kalau menembaknya sekarang sudah nggak ada harapan lagi”
“Hah, waeyo ?! Apa maksudmu dengan sudah nggak ada harapan lagi ?!”
Kriiiiiiiiiiiiiiiing. . .!!! Bel tanda masuk sudah berbunyi, saatnya meninggalkan kantin dan menuju ruang musik, karena setelah istirahat ada pelajaran seni musik. Tapi aku masih penasaran dengan ucapan Soo Mi tadi.
Neorago
Neorago
Nan nobunirago
Neorago
Dareunsaram pilyo obseo nan keunyang neorago
Dashi hanbon mullo bwado nan keunyang neorago
Imi noneun dareun saranghaet kkaetjiman
Nohl chilsuga obseo dashi dolikilsu obseo oh~
Nae nunbit chi deulkowo keu sungane
Gaseum kipi moseul bakdon sungane
Miryeon obshi baro nohreul sontaekhaeseo
Keurae nan neorago
Ona, keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago
Na dashi taeor nandedo ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona, nol sarang handa malhaedo chonbumanbon malhaedo
Nae gaseumsok dabultadago mareun ibsol dwedorok
Na dashi taeor nande do ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona!
Oh oh only for you oh oh only for you
Oh oh only for you oh oh only for you
Amumaldo pilyo obseo nan keunyang neorago
Nomu neujordago haedo nan keunyang neorago
Jal motdwin sarang ingol algo itjiman
Pogi halsu obseo joldae nohchilsu neun obseo ah ah
Chadichan nae ibsul reul dor bureur ne
Ddeukor ubke nohreur chaja wichi ne
Bulobwado daedab obneun noijiman
Nol kidarindago
Ona, keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago
Na dashi taeor nandedo ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona, nol sarang handa malhaedo chonbumanbon malhaedo
Nae gaseumsok dabultadago mareun ibsol dwedorok
Na dashi taeor nande do ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona!
Oh oh only for you oh oh only for you
Nan neorago neorago naneun
Nan neorago neorago naneun na~
Keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago
Na dashi taeor nandedo ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona, nol sarang handa malhaedo chonbumanbon malhaedo
Nae gaseumsok dabultadago mareun ibsol dwedorok
Na dashi taeor nande do ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona!
Neorago
Neorago
Nan nobunirago
Neorago
Neorago
Nan nobunirago
Neorago
Dareunsaram pilyo obseo nan keunyang neorago
Dashi hanbon mullo bwado nan keunyang neorago
Imi noneun dareun saranghaet kkaetjiman
Nohl chilsuga obseo dashi dolikilsu obseo oh~
Nae nunbit chi deulkowo keu sungane
Gaseum kipi moseul bakdon sungane
Miryeon obshi baro nohreul sontaekhaeseo
Keurae nan neorago
Ona, keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago
Na dashi taeor nandedo ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona, nol sarang handa malhaedo chonbumanbon malhaedo
Nae gaseumsok dabultadago mareun ibsol dwedorok
Na dashi taeor nande do ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona!
Oh oh only for you oh oh only for you
Oh oh only for you oh oh only for you
Amumaldo pilyo obseo nan keunyang neorago
Nomu neujordago haedo nan keunyang neorago
Jal motdwin sarang ingol algo itjiman
Pogi halsu obseo joldae nohchilsu neun obseo ah ah
Chadichan nae ibsul reul dor bureur ne
Ddeukor ubke nohreur chaja wichi ne
Bulobwado daedab obneun noijiman
Nol kidarindago
Ona, keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago
Na dashi taeor nandedo ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona, nol sarang handa malhaedo chonbumanbon malhaedo
Nae gaseumsok dabultadago mareun ibsol dwedorok
Na dashi taeor nande do ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona!
Oh oh only for you oh oh only for you
Nan neorago neorago naneun
Nan neorago neorago naneun na~
Keu nuga nuga mworaedo naneun sangwan obdago
Keu nuga nuga yokhaedo nomanbarabun dago
Na dashi taeor nandedo ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona, nol sarang handa malhaedo chonbumanbon malhaedo
Nae gaseumsok dabultadago mareun ibsol dwedorok
Na dashi taeor nande do ojik nobbunirago
Jakku jakku shigani heullodo
Ona!
Neorago
Neorago
Nan nobunirago
Neorago
Aku terpesona saat mendengar Wookie menyanyikan lagu itu sambil memainkan piano. Suaranya berubah, dulu terdengar cempreng dan melengking di telingaku, apalagi saat dia memarahi dan memanggilku babo. Tapi sekarang, suaranya begitu merdu, seperti suara malaikat. Aku jadi teringat pada Oppa Yesung, dulu dia sering menyanyikan lagu untukku dan Wookie yang memainkan pianonya, suaranya indah sekali, berbeda dengan suara cempreng Wookie. Aku merindukan nyanyian Oppa Yesung yang bisa menghibur dan menghilangkan kesedihan ku seketika. Tapi, mengapa Wookie menyanyikan lagu itu ? Noerago ? Untuk siapa ? Ah, entahlah. Aku benar-benar nggak tau apa yang sedang dipikirkannya.
“Hey Ji Sung, waeyo ? Kau melamun sambil mendengarkan Wookie menyanyi ya ?” Pertanyaan Yoo Hyun membuatku sadar dari lamunanku. “Ah, anio. Aku cuma nggak nyangka, sekarang suaranya jadi begitu. Padahal dulu suaranya cemp. . .”, “BUKKK !!!” Wookie memukulkan buku paket seni musiknya ke kepalaku tanpa ekspersi sedikitpun. “Wookie ?! Sakit tau ?!” Aku langsung memarahinya, “Babo ! Sekarang giliranmu tau !” Grrr, dia masih saja memanggilku babo ! Awas kau ya ! Aku memutuskan akan menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan Oppa Yesung untukku dulu, “Neo Animyeon Andwae” dan Wookie yang memainkan pianonya, karena aku nggak bisa, hehehe.
“Hey Ji Sung, waeyo ? Kau melamun sambil mendengarkan Wookie menyanyi ya ?” Pertanyaan Yoo Hyun membuatku sadar dari lamunanku. “Ah, anio. Aku cuma nggak nyangka, sekarang suaranya jadi begitu. Padahal dulu suaranya cemp. . .”, “BUKKK !!!” Wookie memukulkan buku paket seni musiknya ke kepalaku tanpa ekspersi sedikitpun. “Wookie ?! Sakit tau ?!” Aku langsung memarahinya, “Babo ! Sekarang giliranmu tau !” Grrr, dia masih saja memanggilku babo ! Awas kau ya ! Aku memutuskan akan menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan Oppa Yesung untukku dulu, “Neo Animyeon Andwae” dan Wookie yang memainkan pianonya, karena aku nggak bisa, hehehe.
oneuldo nae gieogeul ttarahemaeda
i gil kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto i gireul mutneunda
neol bogo sipdago
tto ango sipdago
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
na du beon dasineun
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
nae meongdeun gaseumi
neol chajaorago
sorichyeo bureunda
neon eodinneungeoni
naui moksori deulliji annni
naegeneun
na dasi sarado
myeot beoneul taeeonado
harudo niga eobsi sal su eomneun na
naega jikyeojul saram
naega saranghal saram nan
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka
i gil kkeuteseo seoseongineun na
dasin bol sudo eomneun niga nareul butjaba
naneun tto i gireul mutneunda
neol bogo sipdago
tto ango sipdago
jeo haneulbomyeo gidohaneun nal
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
na du beon dasineun
bonael su eopdago
na neoreul itgo salsun eopdago
niga animyeon andwae
neo eobsin nan andwae
na ireoke haru handareul tto illyeoneul
na apado joha
nae mam dachyeodo joha nan
geurae nan neo hanaman saranghanikka
nae meongdeun gaseumi
neol chajaorago
sorichyeo bureunda
neon eodinneungeoni
naui moksori deulliji annni
naegeneun
na dasi sarado
myeot beoneul taeeonado
harudo niga eobsi sal su eomneun na
naega jikyeojul saram
naega saranghal saram nan
geurae nan neo hanamyeon chungbunhanikka
neo hanaman saranghanikka
Saat aku selesai menyanyikan lagu itu, tiba-tiba Wookie menangis. Itu pertama kalinya bagiku dan yang lainnya melihat Wookie menangis di sekolah, entah apa karena suara ku jelek, atau lagu itu mengingatkannya pada masa lalu, aku nggak tau, pikirannya begitu sulit di tebak. Wookie berlari meninggalkan ruang musik tanpa izin sambil menutupi mukanya yang mulai memerah, aku berusaha mengejarnya. “Seonsaeng, heoga ! Saya izin keluar sebentar !” Aku langsung berlari keluar menyusul Wookie tanpa menunggu jawaban dari Seonsaeng. “Wookie, tunggu !!!” Teriakku sambil terus berlari mengejarnya. Tanpa menoleh sedikitpun, Wookie terus berlari menjauhi ku, dan akhirnya dia berhenti di tempat yang nggak bisa ku masuki, “Toilet Cowok”. Aku terus menunggu sampai akhirnya dia keluar dengan muka yang masih terlihat sedikit merah, “Ngapain kau di sini babo ?!” Bentaknya dengan suara yang sedikit serak. “Nggak apa-apa. Aku cuma mau tau, kenapa tadi kau nangis habis mendengarku menyanyi ?” Tanyaku dengan ekspresi penuh harap. “Suaramu jelek !!!” Jawabnya kasar. “Jahat !!!” Aku berlari meninggalkan Wookie yang masih berdiri di depan pintu WC cowok.(To Be Continue)
mianhae kalo ceritanya masih berantakan,maklum newbie, , , :D
ReplyDeleteWKwkWkkk bagus, bagus, bagus....
ReplyDeletehohoho,tengkiiiu~ :D
ReplyDelete