Sekarang MOS sudah selesai, saatnya memasuki kelas baru yang isinya penuh dengan hal-hal baru, baik yang nyenengin, maupun nyebelin (Gue udah ngalamin hal-hal yang nyebelin saat MOS). Sebelum perkenalan, Bu Rini, -guru yang diberi kehormatan untuk menjadi wali kelasku- mengabasen seluruh penghuni kelas X-B. Saat beliau menyebut nama “Giovanni”, refleks Gue mengangkat tangan meskipun beliau belum sempat menyelesaikannya. Tiba-tiba seluruh penghuni kelas terpaku melihat 2 tangan yang teracung ke atas (tau-tau, tanganku putih kan ??? :P). Kenapa dua ? Ya, karena ada dua “Giovanni” di kelas ini. Dan sialnya, ternyata itu bukanlah namaku. . .tapi si Giovanni “Bajakan”.
Akhirnya Gue harus menanggung malu, menjadi “obat stress” (lagi ?!) untuk para penghuni kelas ini. Dan saat acara perkenalan selesai, banyak anak-anak yang nanya ke Gue, “Loe saudara kembar ?!”, “Kok namanya sama ?!”, “Kok bisa begitu ???”, “Suka Boys Like Girl ???”, dan parahnya ada yang bertanya begini, “Jangan-jangan waktu hamil, mama kalian ngidam nonton Trio Kwek-Kwek ya ???”. Dan semua pertanyaan itu Gue jawab hanya dengan 1 kata, “Takdir !!!” (nggak peduli nyambung apa nggak).
Begitu pula hal yang terjadi di meja si Giovanni “Bajakan” itu. Tapi, sepertinya dia tenang-tenang saja menghadapi ini semua. Seperti saat sang Jubir Presiden menghadapi wartawan (mungkin dia suka nonton iklan yang bermotto, “Stay Cool”). Sikap yang sama seperti waktu MOS, dia nggak nunjukkin reaksi apapun saat kakak-kakak kelas itu menjadikan kami mainannya. Mungkin karena takut, tuli, atau autis, makanya dia nggak bereaksi sedikitpun. Entah mengapa, sikapnya itu bikin Gue makin kesel sama dia. Padahal sebenarnya dia nggak pernah punya salah apa-apa sama Gue, kasihan juga sih, dibenci tanpa sebab. Tapi kayaknya masalah ini nggak berpengaruh baginya, mugkin inilah alasan yang cukup kuat kenapa Gue jadi sebel banget sama dia. Soalnya Gue nggak terima disebut-sebut “anak kembar”, “jodoh”, apalagi “DIGIOVANNI”.
To Be Continued. . .
No comments:
Post a Comment